LAPORAN
AUDIT MANAJEMEN PADA PT KERTAS LECES Tbk. PROBOLINGGO
SYNDICATE ASSIGMENT
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Audit Manajeman
yang Dibina Oleh Ibu Ika Putri Larasati
yang Dibina Oleh Ibu Ika Putri Larasati
Disusun Oleh
1.
Bagus Teja Wirasukma
2.
Kardian Nasir Dwi Prasetyo
3.
Prima Alfasinda
4.
Syahrul Mubarok
5.
Yusnianto
UNIVERSTITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI PRODI S1-AKUNTANSI
2013
ABSTRAK
PT. Kertas Leces
(Persero) adalah perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara yang
berkedudukan di Leces, Probolinggo dan bergerak di bidang produksi kertas. PT.
Kertas Leces adalah pabrik kertas tertua nomor dua di Indonesia, setelah pabrik
kertas Padalarang, yang mana didirikan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya
tahun 1939 dan mulai beroperasi tahun 1940 dengan kapasitas produksi sebesar 10
ton/hari, menghasilkan kertas print yang memproses bahan baku jerami dan
dilakukan proses pensodaan.
Masalah
dari PT Kertas Leces Indonesia adalah dalam hal kualitas produk yang masih
belum maksimal yang mengakibatkan PT Kertas Leces masih kurang dapat bersaing
di pasar. Hal ini dikarenakan fungsi produksi yang masih dalam proses
pengembangan dan berusaha melakukan inovasi untuk dapat memproduksi produk yg
dapat bersaing dengan kompetitornya di pasar.
Bukti –bukti dari
analisis yang kami lakukan pada PT Kertas Leces yang kami dapatkan berupa dokumen-dokumen seperti dokumen perencanaan produksi
dan data hasil produksi, dokumen pembelian, dan dokumen standar proses
produksi, serta terdapat hasil wawancara kami bersama manajer produksi di PT
Kertas Leces, dan hasil observasi kami di PT Kertas Leces.
Berdasar bukti – bukti tersebut kami
menemukan temuan –temuan dari audit kami. Pada PT. Kertas Leces terdapat
kesalahan pada fungsi Produksi dan fungsi penjualan. Pada fungsi produksi
adanya bahan baku yang masuk berupa pulp maupun dari kertas bekas yang akan di
recycle belum dapat dimaksimalkan sehingga keuntungan dan biaya yang
dikeluarkan besar, disamping itu penggunaan bahan bakar yang terbatas membuat
PT. Kertas Leces harus berpikir untuk mendapatkan alternative bahan bakar,
karena bila hanya menggunakan bahan bakar yang tersedia, hasil produksi yang
dilakukan belumlah maksimal, seperti bleaching pada kertas, dll. Kemudian
disisi penjualan yang kurang mendukung dalam memasarkan produk PT. Kertas Leces
secara maksimal membuat PT Kertas Leces kurang cepat dalam mendapatkan bagian
di pasar.
Berdasarkan
hasil temuan dan masalah yang terjadi pada PT Kertas Leces, maka rekomendasi
untuk mengatasi masalah ini antara lain:
1.
Melakukan
Respons cepat untuk penanganan masalah.
2.
Recall
mobil yang telah beredar dipasaran untuk dilakukan perbaikan.
3.
Pemberian
service gratis untuk perbaikan mobil.
4.
Memperbaiki
kinerja fungsi manufaktur dan fungsi pembelian
BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN
1.1
Sumber
Dana
PT. Kertas Leces
(Persero) adalah perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara yang
berkedudukan di Leces, Probolinggo dan bergerak di bidang produksi kertas. PT.
Kertas Leces adalah pabrik kertas tertua nomor dua di Indonesia, setelah pabrik
kertas Padalarang, yang mana didirikan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya
tahun 1939 dan mulai beroperasi tahun 1940 dengan kapasitas produksi sebesar 10
ton/hari, menghasilkan kertas print yang memproses bahan baku jerami dan
dilakukan proses pensodaan.
Setelah manajemen
ditangani oleh pemerintah Indonesia, PT. Kertas Leces mengalami perkembangan
pembangunan fisik melalui empat tahapan yang dimulai pada tahun 1960 dan
berakhir tahun 1986, yang menghasilkan pabrik kertas dan pulp terintegrasi.
Kepemilikan saham 100%
dimiliki oleh pemerintah, dan bentuk dari usaha ini adalah BUMN. Sehingga semua
sumber dananya juga berasal dari pemerintah.
Terhitung sejak Mei
2010, PT. Kertas Leces berhenti beroperasi. Alasan dari pemberhentian operasi
ini adalah karena Perusahaan Gas Negara (PGN) menghentikan pasokan gasnya,
lantaran PT. Kertas Leces sudah menunggak utang sebesar Rp. 41 miliar dan
pada 4 Juni 2012, PT. Kertas Leces mulai
beroperasi kembali. Hal ini disampaikan sendiri oleh Direktur Utama PT. Kertas
Leces, Budi Kusmarwoto. Dengan bahan yang masih tersisa di pabrik, PTKL akan
memproduksi kertas jenis Medium Liner, Kertas HVS untuk buku tulis, dan Kertas
Tissue, MG Paper, dengan proyeksi jumlah produksi ± 5.000 Ton/bulan.
Dengan alasan ini
melalui menteri BUMN Dahlan Iskan berencana akan memeberikan kucuran dana Rp50
miliar yang bersumber dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk mencegah
kebangkrutan PT Kertas Leces. Pemasukan dana lainnya juga bersumber dari hasil
penjualan aset dicibitung bekasi berupa penjualan aset gudang dan tanah PT Leces
senilai Rp 16 miliar. Uang itu juga jadi modal awal produksi PT Leces yang
dijadwalkan beroperasi lagi akhir Mei 2012.
1.2
Kondisi Industri
Bisa dikatakan bahwa PT
Kertas Leces adalah perusahaan yang sedang terlahir kembali. Karena terhitung
semenjak mei 2010 perusahaan ini berhenti beroprasi, dan pada 4 Juni 2012, PT
Kertas leces mulai beroprasi kembali. Pada awal operasinya PTKL hanya
mengoperasikan tiga mesin yaitu mesin 1, 3, 4 dengan memproduksi kertas Medium
Liner, Kertas HVS untuk buku tulis, dan kertas tissue, MG Paper, dengan
proyeksi jumlah produksi ±5.000 ton/bln. Sementara 2 Mesin Kertas yang lain
yaitu Mesin Kertas 2 dan 5 akan menyusul berikutnya sambil menunggu bahan baku
datang yang rencananya akan memproduksi Security
Paper (kertas berpengaman).
Akan tetapi, selama
empat bulan beroprasi dengan dioperasikannya tiga mesin utama, PTKL masih
mengalami kerugian dikarenakan jumlah produksi yang hanya sebesar 20%. Maka
dari itu, untuk menghindari kerugian tersebut, rencananya PTKL akan
mengoperasikan dua mesin lagi untuk mencapai tingkat produksi 100%, karena
untuk mencapai titik impasa saja PTKL harus berproduksi sebesar 60%.
1.3
Produk dan Jasa
§ Kertas
Industri
Brief Card Paper 120,150,160,180 gsm
(trim width 2360 mm)
Corrugating Medium 120,125 gsm (trim
width 2400 mm)
§ Kertas
Tisu
Facial Tissue 13,13.5 gsm (trim width
2200 mm)
Toilet Tissue 15,16.5,18,21 gsm (trim
width 2200 mm)
Napkin Tissue 20,22 gsm (trim width 2200
mm)
MG Tissue 14,17,18,19 gsm (trim width
2200 mm)
Towel Tissue 25,24 gsm (trim width 2200
mm)
§ Kertas
Koran
Newsprint 45,48.8 gsm (trim width 6350
mm)
§ Kertas
Tulis Cetak
Woodfree Writing 50,55,58,60 gsm (trim
width 6350 mm)
Woodfree Offset & Printing 70,80,100
gsm (trim width 5350 mm)
Copy Paper 70, 80 gsm (trim width 5350
mm)
Duplicating 69 gsm (trim width 2360 mm)
Drawing Paper 70,90,100,120 gsm (trim
width 2360 mm)
1.4
Pasar
Produk PT Kertas Leces dipasarkan di
Dalam Negeri dan ke Luar Negeri dengan berbagai negara tujuan.
a. Pasar
Dalam Negeri
Pasar Dalam Negeri meliputi hampir
seluruh Indonesia yang meliputi Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat
dan Jakarta, serta di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Irian
Jaya.
b. Pasar Luar Negeri
Kertas Tulis Cetak, Kertas Tissue,
Kertas Photo Copy, Kertas Koran, Kertas Industri yang diekspor ke berbagai
negara antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Srilanka, India, Pakistan,
Jepang, Taiwan, Myanmar, Papua Nugini, Australia, Selandia Baru, Iran, Korea
Selatan, Syria, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, RRC, Inggris, Belanda dan Afrika Selatan.
1.5
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PT Kertas Leces terdapat di
Lampiran 1
BAB II
ANALISIS PEST
Pengaruh lingkungan bisnis perusahaan di bidang Politik, Ekonomi, Sosial,
Teknologi terhadap kinerja fungsi
manufaktur PT Kertas Leces diuraikan sebagai berikut:
2.1 Kondisi Politik
Faktor
politik yang memengaruhi bisnis PT Kertas Leces yaitu,
1.
Adanya UU tentang
kehutanan yang dibuat oleh pemerintah mengenai kawasan tentang hutan produksi
yang tercantum di UU no 41 tahun 1999 yang menetapkan tentang batasan dan
aturan pemakaian hutan produksi, sebagai tempat dimana PT Kertas Leces mendapat
bahan baku untuk produksi, akan membuat adanya kebijakan dari perusahaan dalam
mengatur bahan baku yang digunakan saat produksi.
2. Keputusan
Pemerintah untuk meningkatkan harga BBM sehubungan dengan kenaikan harga minyak
dunia yang berdampak biaya angkut bahan baku yang meningkat dan juga bahan
bakar yang digunakan mesin dalam produksi , mengakibatkan PT Kertas Leces
mengalami kesulitan dalam produksi .
3.
….
2.2 Kondisi Ekonomi
Faktor Ekonomi yang mempengaruhi bisnis PT Kertas
Leces Indonesia, yaitu:
- Bahan baku utama dalam memproduksi kertas yaitu
kayu semakin mahal . Hal ini diakibatkan pasokan kayu yang semakin berkurang
, karena lahan yang semakin sempit dan meningkatnya permintaan dibidang furniture sehingga akan menaikkan
biaya produksi perusahaan, resiko perubahan haga bahan bahan baku, ketika
arga mengalami kenaikan maka probabilitas perusahaan akan menurun.
- …
- …
2.3 Kondisi Sosial
Faktor Sosial yang mempengaruhi bisnis PT Kertas Leces
Indonesia, yaitu:
1.
Keengganan masyarakat untuk menggunakan media kertas sebagai
sarana menulis karena berkembangnya teknologi di era sekarang membuat
masyarakat lebih memilih menggunakan media elektronik misalnya laptop, tablet, smartphone dan lain
sebagainya. hal ini akan menjadi batasan perusahaan dalam merencanakan produksi.
- Resiko HSE (Health, Safety, And Environment),
adalah resiko kesehatan kerja, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan
berpengaruh terhadap proses produksi. Maka perusahaan harus memiliki
kebijakan umum mengenai resiko tersebut agar kegiatan produksi berjalan
secara efektif dan efisien
- …
- …
2.4 Kondisi Teknologi
Faktor
teknologi yang mempengaruhi PT kertas leces, yaitu:
- Perkembangan teknologi kian hari semakin cangih.
PT Kertas leces perlu mengikuti perkembangan teknologi agar tidak
tertinggal dari pesaing, khususnya dalam hal mesin yang dapat meningkatkan
produktifitas perusahaan.
- Proses
produksi dengan komputer dan sistem penanganan otomatis dapat membantu PT
Kertas leces dalam menjaga kualitas, mempercepat proses produksi dan keamanan produk.
- …..
BAB III
ANALISIS SWOT
Pengaruh
resiko bisnis perusahaan dilihat dari faktor internal adalah kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness),
sedangkan dari faktor eksternal adalah kesempatan (opportunity)
dan ancaman (threats), diuraikan sebagai berikut:
3.1 Strength (Kekuatan)
Kekuatan pada PT Kertas Leces yaitu :
1.
Adanya sifat kepemimpinan dipihak manajemen yang mampu untuk mengontrol dan
mengawasi karyawan apabila melakukan kelalaian dalam kerja. Rasa percaya diri dan budaya kerja karyawan yang bekerja di PT Kertas Leces
mampu untuk menciptakan inovasi baru yang mendukung perkembangan PT. Kertas
Leces dan juga adanya diskusi diluar jam kerja (informal) untuk menampung saran
dan masukan dari karyawaan mengenai lingkungan perusahaan.
2.
…..
3.2 Weakness (Kelemahan)
Kelemahan PT kertas Leces yaitu :
- PT Kertas Leces masih mengalami masalah seperti
halnya kekurangan dana dan terbatasnya bahan baku. hal ini karena PT Kertas
Leces hanya mengandalkan sokongan dana dari pemerintah karena dalam bentuk
BUMN.
- Adanya jenjang karir dalam perusahaan yang tidak
pasti. Selain itu juga adanya sistem outsourcing
oleh PT Kertas Leces dan juga memperkerjakan pegawai tidak tetap lebih
banyak dari pada pegawai tetap yang menyebabkan tingkat perputaran pekerja
semakin tinggi sehingga berdampak pada ketidakselarasan tujuan antara tujuan perusahaan dengan pegawai.
3.
….
3.3 Oportunity (Kesempatan)
Kesempatan yang dimiliki oleh PT Kertas Leces yaitu :
- Bertambahnya keinginan masyarakat untuk
meningkatklan taraf hidup melalui
pendidikan yang lebih tinggi, dimana dalam proses tersebut di perlukan
sarana dan prasarana penunjang kegiatan seperti halnya buku paket, buku tulis
yang berbahan kertas. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan kertas yang semakin meningkat.
- …
3.4 Threats (Ancaman)
Ancaman Pada PT Kertas Leces yaitu :
- Produk yang dihasilkan memiliki kesamaan dengan
produk yang dihasilkan oleh pesaingnya, ….
- Kuliatas produksi yang
dihasilkan produk pesaing lebih beik dibandingkan dengan produk sendiri
seperti pada produk ….
BAB IV
PROGRAM AUDIT
Dalam melakukan audit pada PT Kertas Leces kami
menyusun program audit sebagai berikut:
1.
Meminta rancangan
perencanaan produksi pada fungsi produksi bagian perencanaan dan
pengembangan produk. Hal ini kami lakukan untuk mengetahui penggunaan
bahan-bahan, efesiensi waktu, dan jumlah biaya yang akan digunakan untuk proses
produksi.
2.
Melakukan analisis terhadap rancangan perencanaan produksi.
Analisis yang kami lakukan ini bertujuan untuk mengetahui spesifikasi
jenis-jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi.
3.
Meminta dokumen pembelian bahan baku
pada fungi pembelian. Dalam hal ini tujuan kami adalah untuk mengetahui
kualitas dan kuantitas bahan baku yang akan di produksi.
4.
Wawancara dengan supervisior dengan kepala bagian pembelian. Hal ini kami lakukan
dengan untuk memastikan apakah ada pengawasan selama proses pembelian, disamping itu kami juga ingin mengetahui pengendalian
manajemen dalam proses pembelian.
5.
Memeriksa kelayakan mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses
produksi. Analisis ini kami lakukan untuk mengetahui apakah mesin dan peralatan
yang digunakan perusahaan masih dapat berfungsi secara maksimal. Selain itu
untuk megetahui apakah mesin dan peralatan tersebut sebaiknya tetap
dioperasikan atau tidak.
6.
Memeriksa panduan pengoperasian mesin yang digunakan untuk proses produksi.
Hal ini kami lakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mengoperasikan
mesin sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan sebelumnya di SOP (Standar
Operasional Perusahaan).
7.
……
BAB V
TAHAP-TAHAP AUDIT MANAJEMEN
Kami melakukan survey pendahuluan untuk memperoleh
gambaran awal dan informasi umum untuk memahami aktivitas operasi PT Kertas
Leces Indonesia, diuraikan sebagai berikut.
5.1. Survey Pendahuluan
Kami
melakukan survey pendahuluan terhadap PT Kertas Leces Indonesia dengan
mempelajari informasi umum perusahaan yang kami dapatkan dari laporan PT Kertas
Leces Indonesia. Berdasarkan hasil survey, kami mengetahui bahwa PT Kertas
Leces merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi kertas, dari mulai
kertas industri sampai kertas tissue. Di Indonesia, standar bahan dalam
pembuatan kertas …………….
Kami juga
melakukan studi kelayakan produk pada PT Kertas Leces Indonesia. Dalam studi
ini, kami menemukan tiga masalah yang ada di PT Kertas Leces, yang pertama
adalah masalah tentang kualitas produk. PT Kertas Leces memproduksi output yang
kualitasnya jauh di bawah standar pasar, sehingga membuat produk-produk kertas
PT Kertas Leces kalah bersaing dengan produk para competitor. Masalah yang
kedua yaitu minimnya inovasi produk yang dihasilkan, hal ini membuat
produk-produk PT Kertas Leces tidak mampu memenuhi keinginan konsumen. Masalah yang terakhir yaitu optimalisasi
bahan baku
5.1.1
Tujuan Audit
Berdasarkan masalah di atas, kami menetapkan tujuan audit
yaitu melakukan pemeriksaan terhadap fungsi produksi PT. Kertas Leces. Pemeriksaan yang kami lakukan meliputi pemeriksaan pada
perencanaan produksi dan pelaksanaan proses produksi pada produk kertas untuk menemukan sumber dari masalah yang dihadapi PT. Kertas Leces berkaitan dengan kualitas, desain, dan pengoptimalan penggunaan bahan baku.
5.1.2.
Ruang Lingkup Audit
Kami
melaksanakan audit pada fungsi produksi di PT Kertas Leces dengan lingkup
terbatas pada:
1.
Perencanaan
produksi produk Kertas Leces.
2.
Penetapan
standar bahan-bahan berkaitan dengan produksi Kertas Leces.
3.
Peninjauan
standar yang telah ditetapkan berkaitan dengan produk Kertas Leces.
4.
….
5.1.3.
Kriteria
1.
Bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi harus lulus uji kelayakan sebelum diproduksi.
2. Proses pembuatan pulp pada umumnya menggunakan proses
kimia, yaitu proses soda, sulfat (kraft), sulfit, dan organosolv. Dinding kayu
dari kayu-kayu lunak yang lebih banyak digunakan dalam produksi pulp memiliki
40-45 % berat selulosa, 15-25% berat sem helulosa dan 26-30% berat lignin.
3.
…..
5.2.
Perencanaan
Kami melakukan
perencanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan program audit. adapun perencanaan
yang kami lakukan, diuraikan sebagai berikut :
5.2.1. Jadwal Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan
audit PT Kertas Leces Indonesia membutuhkan waktu 2 bulan mulai tanggal 1 Maret
hingga 30 April 2013 dengan rincian sebagai berikut:
1.
Rapat awal dilaksanakan
pada tanggal 1 Maret 2013
2.
Pembentukan tim
auditor yaitu tanggal 2 Maret 2013 dan menjelaskan tugas masing-masing anggota
tim.
3.
Survey
pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal dan informasi umum untuk memahami
aktivitas operasi PT Kertas Leces Indonesia kami laksanakan pada tanggal 3
Maret 2013 sampai 6 Maret 2013.
4.
Observasi lapangan
kami lakukan pada tanggal 7 Maret sampai dengan 19 Maret 2013. Dalam observasi
lapangan ini kami mengamati kegiatan produksi mulai dari perencanaan awal
produksi, pelaksanaan proses produksi, hingga uji kelayakan produk sebelum
beredar di pasar.
5.
Pengumpulan
dokumen terkait proses produksi kami laksanakan pada 20 Maret sampai dengan 29
Maret 2013. Dokumen–dokumen yang kami kumpulkan meliputi, dokumen perencanaan
produksi, dokumen pembelian bahan baku, dokumen hasil produksi, dan dokumen
hasil uji kelayaan produk.
6.
…..
5.2.2.
Pengorganisasian Kegiatan Audit
Kami auditor dari
KAP “Yusnianto, dan rekan” memerlukan 5 orang dalam mengaudit fungsi
pemasaran pada PT. Kertas Leces, dengan susunan tugas
sebagai berikut:
1.
Yusnianto, S.E., M.Si., A.k., sebagai supervisor yang bertugas mengawasi proses
audit yang dilakukan oleh auditor senior dan junior.
2.
Syahrul Mubarok, S.E.,M.M., A.k., dan Bagus Teja Wirasukma,
S.E., A.k. sebagai auditor senior yang mengorganisasikan auditor junior.
3.
Kardian N.D.P, S.E., A.k., dan Prima Alfasinda, S.E., A.k., sebagai auditor junior yang bertugas
mengumpulkan bukti dan melakukan observasi.
5.2.3.
Instrumen
Instrumen audit yang akan
kami gunakan adalah :
- Dokumentasi
:
Dokumen-dokumen
yang akan kami kumpulkan adalah, dokumen perencanaan produksi dan data hasil
produksi, dokumen pembelian, dan dokumen standar proses produksi.
- Wawancara
:
Kami
akan melakukan wawancara dengan manajer dan supervisor divisi produksi.
- Observasi
:
Kami
akan melakukan observasi secara langsung terhadap proses produksi di
perusahaann.
5.2.4.
Program Audit
Kami juga
melakukan program audit yang dapat dilihat pada lampiran no 2 dan 3 serta penjelasanannya secara detail dapat dilihat pada bab 4.
5.3. Pengumpulan Bukti
Dalam melakukan audit fungsi produksi PT Kertas Leces,
kami mengumpulkan bukti-bukti berupa:
1.
Dokumen perencanaan produksi dan data hasil produksi.
Dengan cara mempelajari dokumen yang dibuat sebelum proses produksi dilakukan
dan data hasil produksi untuk mengetahui komposisi bahan baku yang digunakan
guna mendapatkan kualitas unggulan serta mencocokkan data tersebut dengan data
hasil produksi. Setelah dicocokan dengan data hasil produksi, kami menemukan
bahwa komposisi bahan baku yang direncanakan tidak sesuai dengan rencana
produksi. Hal ini berdampak pada kualitas produk yang dihasilakan pada kertas
cetak dan tissue tidak sesuai dengan standar pasar.
2.
Dokumen
pembelian. Dalam hal ini
tujuan kami adalah untuk mengetahui kualitas dan kuantitas bahan baku yang akan
di produksi.
3.
Standart proses produksi yang tercantum dalam SOP (berisi tentang prosses,
komposisi, dan penetapan standar kualitas). Dengan memahami standar yang telah
ditetapkan, serta mencocokannya dengan data hasil produksi, kami menemukan
bahwa kualitas output tidak sesuai dengan kriteria awal perencanaan produksi
- ……
5.4. Analisis dan Penyelidikan Deviasi.
Setelah
mempelajari kriteria dan mengumpulkan
bukti-bukti sebagai bahan audit fungsi produksi, kami
membuat analisis dan penyelidikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi untuk masing-masing kriteria pada fungsi produksi PT Kertas Leces Indonesia adalah sebagai berikut:
5.4.1.
Kriteria :
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi harus
lulus uji kelayakan sebelum diproduksi.
Kondisi :
Banyak output yang rusak
Sebab : Bahan baku
yang diterima dari supplier tidak sesuai dengan
standar kualitas bahan baku perusahaan
Akibat :
Kualitas output produk kertas leces mengalami penurunan
Rekomendasi : Fungsi produksi sebaiknya menerapkan
uji kelayakan,
alasan yang mendasar
dilakukannya uji kelayakan ini adalah karena kualitas bahan baku dari supplier
yang rendah. Perusahaan mungkin sudah dalam memilih supplier yang tepat
5.4.2.
……..
*) tanda …. Silahkan ditambahkan sendiri sesuai
dengan pemikiran dan pendapat anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar